Penulis William Gibson mungkin tidak pernah menyangka bahwa novelnya "Johnny Mnemonic" yang diterbitkan pada tahun 1981 akan diadaptasi menjadi sebuah film yang sukses di box office.
Desain produksi futuristik Johnny Mnemonic, seperti banyak film fiksi ilmiah pada saat itu, terlihat sedikit ketinggalan zaman sekarang.
Pada tahun 90-an, tampaknya kita berpikir bahwa di masa depan, orang akan selalu bangun dengan suara tenang dari suara komputer perempuan yang bertanya apa yang mereka inginkan untuk sarapan.
Dengan Keanu Reeves sebagai pemeran utama yang memiliki karakter kuat, sutradara Robert Longo berhasil mentransformasikan setiap elemen dari novel tersebut ke dalam sebuah film yang penuh efek khusus, berdurasi 103 menit, dan akan tayang di TV7 pada Sabtu (12/6) ini.
Film ini mengusung tema futuristik dan dibuka pada tahun 2021, di mana era globalisasi telah merasuki setiap aspek kehidupan manusia.
Ironisnya, kecepatan perkembangan teknologi pada masa itu justru menyebabkan hampir seluruh populasi manusia di bumi terkena Sindrom Degradasi Saraf (SDS).
Sebuah penelitian rahasia akhirnya menemukan antitoksin SDS, namun sayangnya penemuan ini diketahui oleh Pharmakom Industries, perusahaan yang selama ini mendapatkan keuntungan dari penyebaran SDS.
Dalam situasi terancam bangkrut, Pharmakon Industries meminta Yakuza untuk menghilangkan chip yang berisi data penelitian tersebut.
Namun, chip seberat 320 gigabyte ini sudah terpasang di otak Johnny (diperankan oleh Keanu Reeves) dan sedang dalam perjalanan dari Beijing menuju New Jersey.
Masalahnya hanya satu, apakah Johnny dapat selamat sampai di New Jersey dalam waktu kurang dari 48 jam, sementara dihadang oleh puluhan samurai ganas, robot cyborg raksasa, dan potensi chip tersebut mengalami overload di otaknya !
No comments:
Post a Comment